Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya dipastikan tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2013 di Nusa Dua, Bali, pada 7-8 Oktober karena ada masalah yang perlu diselesaikan di negaranya.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Nusa Dua, Jumat, menyatakan kepastian itu setelah beberapa hari terakhir muncul spekulasi tentang kehadiran Obama di KTT APEC menyusul penutupan pemerintah AS akibat belum adanya persetujuan kongres tentang anggaran negara itu.
"Kami mendapat informasi dari Gedung Putih pada pukul 8.50 WIB di Jakarta, bahwa Presiden Barack Obama tidak jadi datang ke Indonesia menghadiri KTT APEC karena masalah dalam negeri," kata Marty, seraya menambahkan bahwa delegasi AS akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Marty mengatakan, "Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memahami kondisi tersebut, dan tentunya hal tersebut tidak akan mempengaruhi jalannya KTT APEC."
Pernyataan dari Gedung Putih juga menyebutkan Presiden AS membatalkan perjalanannya ke KTT APEC di Bali karena penutupan oleh pemerintah AS. Selain ke Bali, Obama juga membatalkan perjalanan ke Bali ke Malaysia dan Brunei Darussalam untuk KTT Asia Timur.
Presiden membuat keputusan ini karena merasa sulit melakukan kunjungan ke luar negeri dalam keadaan AS menghadapi penutupan oleh pemerintah, dan dia bertekad akan menekan Partai Republik untuk segera mengumpulkan suara dan membuka kembali layanan pemerintah, kata pernyataan tersebut.
Menurut Staf Khusus Pesiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima pemberitahuan langsung dari Presiden AS Barack Obama mengenai ketidakhadirannya di KTT APECD 2013 melalui telepon Jumat pagi pukul 08.15 WIB.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa dirinya dapat memaklumi pertimbangan terkait ketidakhadiran Presiden Obama di KTT APEC 2013 karena ia juga mengikuti perkembangan situasi di dalam negeri AS akhir-akhir ini.
Berkaitan dengan pelaksanaan KTT, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menegaskan, KTT APEC 2013 di Bali akan terus berjalan, tidak terpengaruh oleh ketidakhadiran Presiden AS Barack Obama. Meski demikian ia menyayangkan absennya pemimpin dari Amerika Serikat tersebut.
"Saat ini sudah banyak kesepakatan yang kita peroleh dan diterima oleh para anggota ekonomi APEC lewat pertemuan-pertemmuan pembahasan sebelumnya, jadi dalam KTT `leaders` hanya untuk menggongkan saja. Apalagi Amerika juga sudah diwakili oleh Menteri Luar Negeri John Kerry," kata Mari Pangestu kepada Antara.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan hal yang sama. Ketidakhadiran Presiden AS itu tidak akan mengganggu pembahasan substansi pertemuan tersebut.
"Saya kira ketidakhadiran Presiden Obama dalam APEC kali ini tidak akan mengganggu pembahasan substansi karena substansinya sangat penting yaitu bagaimana bisa memelihara ketahanan perekonomian negara-negara di Asia-Pasifik," ujar Marty Natalegawa.
Pertemuan menteri
Sementara itu, pertemuan tingkat menteri forum APEC, Jumat, mulai membahas 20 gagasan (deliverables) APEC 2013 setelah menerima dokumen laporan dari ketua pertemuan pejabat senior APEC, yang sebelumnya sudah sepakat lewat pertemuan 1-2 Oktober lalu, sekaligus menyiapkan rancangan dokumen yang akan diserahkan di level pertemuan tingkat pemimpin.
Pertemuan tingkat menteri APEC pada 4-5 Oktober dipimpin bersama oleh Menteri Luar Negeri Marty dan Menteri Perdagangan Gita Wiryawan. Selanjutnya dokumen tersebut menjadi bagian pembahasan di tingkat para pemimpin APEC pada 7-8 Oktober, untuk mendapat pengesahan bagi kegiatan APEC setahun berikutnya.
Menlu Marty Natalegawa menekankan pendorong kemajuan kawasan Asia Pasifik yang harus diperjuangkan agar kawasan itu dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan dengan kesetaraan yang seimbang dan berkelanjutan.
Ketiga hal itu adalah memastikan tercapainya Bogor Goals; memastikan adanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan mengacu pada kesetaraan dan kesejahteraan sosial; dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Asia-Pasifik dengan senantiasa mengacu pada kebutuhan akan konektivitas di kawasan.
Kalangan bisnis di APEC yang tergabung dalam APEC Business Advisory Council (ABAC) juga turut ambil bagian dalam perhelatan AMM. Ketua ABAC 2013 dari Indonesia Wishnu Wardhana menyampaikan laporan hasil kerja ABAC pada tahun ini di APEC ke para Menteri APEC.
Selain itu, pada bagian akhir pertemuan, Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Roberto Azevedo, menyampaikan pandangan singkat mengenai situasi perdagangan internasional dalam ekonomi global saat ini.
Kehadiran Direktur Jenderal WTO pada pertemuan APEC akan dapat mendorong dukungan positif bagi kesuksesan rencana penyelenggaraan Konferensi Tingkat Menteri WTO di Bali pada Desember tahun ini.
Kemudahan visa
Sementara itu Indonesia berharap dapat menghasilkan beberapa rencana aksi mengenai kemudahan visa dan perjalanan serta koordinasi lintasfora dalam membangun kerja sama antar-anggota APEC.
"Pada tahun 2013, melalui Dialog Kebijakan Tingkat Tinggi mengenai Fasilitasi Wisata yang diselenggarakan di Bali, untuk pertama kalinya terdapat upaya koordinasi lintasfora dan kami berharap dapat menghasilkan beberapa rencana aksi mengenai kemudahan visa dan perjalanan," kata Menparekraf Mari Elka Pangestu.
Menparekraf menggarisbawahi bahwa pentingnya pariwisata sebagai wahana untuk membuka lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan di Asia Pasifik telah diakui oleh para pemimpin APEC yang ditandai dengan peluncuran APEC Travel Facilitation Initiative pada tahun 2011.
"Tantangannya sekarang adalah membangun kerja sama antara pejabat di bidang pariwisata, keuangan, bea cukai, imigrasi, keamanan, perhubungan, dan otoritas bandara di kelompok kerja-kelompok kerja yang berbeda-beda," katanya.
Laporan baru dari Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) dan World Travel & Tourism Council (WTTC) menunjukkan bahwa kemudahan visa dapat membuka sampai dengan 2,6 juta lapangan kerja baru di ekonomi anggota APEC pada 2016.
Menurut laporan yang disampaikan pada APEC High Level Policy Dialogue di Bali, juga disebutkan bahwa ada tambahan 89 juta dolar AS dalam penerimaan wisata antarbangsa yang diperoleh dari 57 juta tambahan wisatawan yang mengunjungi tujuan wisata di APEC.
APEC merupakan forum kerja sama ekonomi di lingkar Asia dan Pasifik yang terdiri atas 21 perekonomian, yaitu Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Papua Nugini, Peru, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand, Kanada, Filipina, Rusia, dan Vietnam. (aef/an)
Sumber : http://berita8.com/